MG-Aestine Christy Moderator
Community Anak Bangsa Jumlah posting : 243 Points : 1802 Reputation : 596 Join date : 30.12.10 Age : 33 Lokasi : Bandung
| Subyek: Moms, Jangan Tunda Medical Checkup! Sat Apr 02, 2011 8:07 am | |
| - Quote :
- SEPERTINYA, menyambangi rumah sakit hanya untuk melakukan tes kesehatan menyeluruh (medical checkup)–meskipun kondisi badan sehat -, sudah cukup ‘langka’ bukan?
dr Imran Nito, SpPD dari RS Medika Permata Hijau, Jakarta Barat mengungkapkan sebagian besar individu takut melakukan tes jika nantinya mendapat kabar buruk tentang kesehatannya. Sebagian lainnya merasa sehat-sehat saja.
Padahal, ketimbang menduga-duga dan asal minum obat, lebih baik melakukan medical checkup. Hasilnya lebih pasti mengenai kesehatan Anda. Jenis obat yang kerap dikonsumsi secara bebas dengan dosis yang salah - jenis antibiotika - bisa menyebabkan resistensi (kebal), dimana bakteri, virus dan kuman resisten terhadap obat yang dikonsumsi individu tersebut.
Hal ini pula yang menjadi tema Hari Kesehatan Sedunia (World Health Day) yang diperingati setiap tanggal 7 April. Tahun ini temanya adalah Antimicrobacterial Resistance and its Global Spread sedangkan Indonesia memilih tema ‘Gunakan Antibiotik Secara Tepat untuk Mencegah Kekebalan Kuman.’ Saatnya kita mengenal pentingnya cek kesehatan.
Apa itu GMC (General Medical Checkup)?
“GMC adalah pemeriksaan minimal lengkap yang harus dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya suatu penyakit. Ini merupakan salah satu tindakan pencegahan yang sebaiknya sudah dilakukan semua orang sejak usia 20 tahun ke atas. Jika memiliki risiko tinggi akibat penyakit keturunan (diabetes, jantung, hipertensi) harus rutin melakukannya. Jangan sampai penyakit yang telah terdeteksi ke taraf yang lebih lanjut,” jawab Imran.
Ia menambahkan, “Tak perlu semua tes dijalani, pertimbangkan saja beberapa hal seperti sejarah kesehatan keluarga, biaya yang dianggarkan serta waktu yang dimiliki. Atau bila Anda sedang berencana menikah dan memiliki anak, pilihlah tes yang khusus ditujukan untuk kesehatan pra nikah dan kesehatan calon BuMil.”
GMC Dapat Mendeteksi:
1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) 2. Diabetes Melitus (DM) 3. Hiperlipidemia (Peningkatan kadar lemak dalam darah baik kadar kolesterol, trigleserida maupun kedua-duanya). 4. Hiperurucemia (Penyakit Rematik Asam Urat/Gout) 5. Penyakit Darah (Anemia dan Leukemia) 6. Penyakit Hati dan Kandungan Empedu (Hepatitis, Sirosis Hati, Kanker hati, dll) 7. Penyakit Ginjal (Infeksi, Kebocoran dan Gagal Ginjal) 8. Penyakit Paru (TBC, Infeksi lain dan Tumor)
Kalau Moms masih ragu dan menganggap medical checkup belum penting, ada baiknya kita menelusuri apa dan bagaimana manfaat sejumlah tes kesehatan berikut:
Pemeriksaan Jantung
Kondisi dan fungsi jantung Anda bisa dilihat dengan alat yang bernama EKG (elektrokardiograf) dimana memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya kontraksi jantung. Selain dengan EKG, juga bisa didukung dengan pemeriksaan foto thorax (pemotretan dengan sinar rontgen di daerah dada untuk melihat organ dalam).
Frekuensi tes: 6 – 12 bulan sekali. Bila Anda menderita obesitas, memiliki keluarga yang mengalami keluarga yang mengalami gangguan jantung, tekanan darah tinggi, atau menjalani gaya hidup tidak sehat (merokok, sering makan makanan berlemak tinggi, tidak berolah raga), maka tes ini amat diperlukan!
Tekanan Darah
“Tekanan darah merujuk pada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120/80 mmHg. Angka atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Angka bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Mengukur tekanan darah yang paling baik adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring,” jelas Imran.
Lalu dr. Aperita Adiyanti, SpA dari RSIA Yadika, Kebayoran Lama - Jakarta Selatan menambahkan, “Tekanan darah seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.”
Tekanan darah juga dipengaruhi aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi saat beraktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi dan paling rendah saat tidur malam hari.
- Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg - Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg - Stadium 1: 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg - Stadium 2: ≥ 160 mmHg (atau) ≥ 100 mmHg Frekuensi tes: 1 tahun sekali. Lebih sering bila anda berisiko tinggi, yaitu dalam keluarga terdapat riwayat penyakit tekanan darah tinggi.
Tes Gula Darah
Bertujuan untuk mendeteksi penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus/DM), utamanya bagi mereka yang menderita obesitas. “Di Indonesia lebih sering dilakukan tes gula darah setelah makan. Juga dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diminta untuk makan seperti biasa, dan darah akan diperiksa lagi dua jam kemudian. Jika kadar gula darah terlalu tinggi, kemungkinan pasien menderita DM,” terang Imran.
Frekuensi tes: 3 kali untuk orang dengan kadar gula normal. Bila orangtua Anda penderita diabetes, minimal 1 tahun sekali harus melakukan tes ini.
Tes Kolesterol
Bertujuan mengetahui kadar kolesterol, HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan trigliserida. Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyumbatan pembuluh darah penyebab stroke atau serangan jantung. Biasanya Anda disarankan menjalani puasa selama 14 jam sebelum tes dilaksanakan. Namun belakangan para ahli menemukan, puasa tersebut tidak bermanfaat karena tanpa puasa pun makanan tidak akan mengganggu uji kolesterol.
Frekuensi tes: 5 tahun sekali. Lakukan lebih sering dan dini bila ada anggota keluarga yang menderita stroke, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Juga bila Anda banyak mengonsumsi makanan berlemak dan kurang berolahraga.
Tes Darah
Secara umum, tes darah berguna untuk menghitung kadar Hb (hemoglobin), Hematokrit (kekentalan darah), kadar Eritrosit (sel darah merah), dan Leukosit (sel darah putih).
Tes lebih mendetil akan dilakukan bila terdapat kelainan pada darah secara kimiawi. “Manfaat tes darah untuk memastikan penyakit, menegakkan atau bahkan menggugurkan diagnosis awal, memonitor perkembangan penyakit yang sudah terdeteksi, memastikan sudah seberapa jauh suatu penyakit mengganggu fungsi ginjal dan organ-organ penting lainnya, mengetahui bagaimana kondisi ginjal dan hati pasien guna ‘menghitung’ obat apa saja dan seberapa dosis yang bisa diberikan,” urai Aperita. Frekuensi tes: 6 - 12 bulan sekali.
Pemeriksaan Gigi dan Mulut
“Infeksi atau lubang pada gigi bisa menimbulkan nyeri yang luar biasa. Bakteri yang berasal dari gigi juga dapat menimbulkan gangguan pada organ tubuh lain seperti jantung dan ginjal. Rongga mulut adalah gerbang masuk berbagai jenis bibit penyakit, baik dari makanan maupun dari minuman,” Imran mengingatkan. Frekuensi tes: 6 bulan sekali.
Tes Kesehatan yang ‘Wajib’ untuk Moms:
1. Tes Reproduksi (Pap Smear Test)
Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi pada saluran vagina dan leher rahim, serta mendeteksi adanya kanker pada leher rahim. Tes ini ditujukan kepada mereka yang aktif secara seksual. Biasanya selain pap smear, pemeriksaan reproduksi juga melibatkan pemeriksaan kimia darah, untuk mengetahui kandungan hormon dan cairan tubuh lain yang terdapat dalam darah yang berpengaruh terhadap proses reproduksi,” papar dr. Dewi Ratih Hendarto Putri, SpOG, dari Cinere Hospital. Frekuensi tes: 6 – 12 bulan sekali.
2. Pemeriksaan Payudara (Mamografi)
Mamografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Sebagaimana penggunaan sinar-X lainnya, mamogram menggunakan radiasi ion untuk menghasilkan gambar. Radiolog kemudian menganalisa gambar untuk menemukan ada tidaknya pertumbuhan sel yang abnormal.
“Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya sel–sel abnormal penyebab kanker payudara. Pemeriksaan ini terhitung wajib bagi mereka yang termasuk kelompok berisiko tinggi, misalnya ada anggota keluarga yang menderita kanker payudara, pertama kali hamil pada usia > 30 tahun, serta pernah menderita tumor payudara,” jelas Dewi. Frekuensi tes: 1 tahun sekali.
3. Tes Kepadatan Tulang
Tes ini dapat juga dilakukan pria, namun karena wanita lebih rentan mengalami osteoporosis (tulang keropos) yang menyebabkan tulang mudah patah, maka tes ini ditekankan untuk dilakukan para wanita. Frekuensi tes: 1 tahun sekali. Tabloid Mom & Kiddie | |
|